Halaman
105
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
VIII
Melestarikan Budaya
Perhatikan gambar berikut ini!
Peninggalan sejarah nenek moyang bangsa Indonesia sangat beragam. Di
antaranya peninggalan candi. Peninggalan tersebut memperkaya sejarah budaya
bangsa. Oleh karena itu, peninggalan nenek moyang wajib kita lestarikan.
Sumber: www.pnri.go.id
106
Pelajaran VIII Melestarikan Budaya
Lakukan kegiatan berikut!
1.
Guru Anda akan memperdengarkan sebuah makalah hasil seminar.
2.
Dengarkan dengan saksama!
3.
Catatlah pokok-pokok isi pembicaraan dalam makalah yang diperdengarkan
guru Anda!
4.
Rangkumlah seluruh isi pembicaraan ke dalam beberapa kalimat!
5.
Kemukakan rangkuman yang Anda buat kepada guru dan teman Anda!
6.
Tanggapi rangkuman yang dibuat teman Anda!
Mendengarkan Informasi dalam Seminar
Anda akan mendengarkan seminar. Setelah itu, Anda akan mencatat pokok-
pokok pembicaraan, merangkum isi pembicaraan, dan menanggapi
rangkuman.
Melestarikan warisan budaya dapat dilakukan dengan menjaga dan
merawat peninggalan tersebut. Berbagai acara digelar untuk membangkitkan
semangat agar tetap melestarikan peninggalan nenek moyang. Kegiatan itu di
antaranya diskusi,
talkshow
, dan seminar.
10
Teks Mendengarkan (halaman 183–184)
Seminar
Seminar merupakan satu bentuk diskusi yang digunakan untuk
mencari kesepakatan langkah atau pandangan dalam menghadapi
persoalan. P
ernahkah Anda mengikuti at
au melakukan seminar? Dalam
seminar terdapat beberapa unsur agar seminar dapat berjalan dengan baik.
Unsur-unsur seminar tersebut terdiri atas moderator, penyaji atau
narasumber, notulis, dan peserta seminar. Gagasan dan masalah dapat
disajikan dalam bentuk makalah. Makalah merupakan karya ilmiah yang
pada umumnya berisi opini (pendapat). Makalah bersifat argumentatif.
Makalah harus memenuhi syarat-syarat umum sebuah karya ilmiah, yaitu
objektif, faktual, logis, sistematis, menggunakan metode ilmiah, dan
menggunakan bahasa yang benar.
Sebuah seminar memiliki satu pokok bahasan masalah. Untuk
mendapatkan informasi yang tepat dalam seminar, Anda harus mencatat
pokok-pokok pembicaraan dalam seminar. Pokok-pokok pembicaraan
terdiri atas siapa yang berbicara dan apa isi pembicaraan. Isi pembicaraan
dalam seminar meliputi:
a.
latar belakang pembahasan masalah dalam seminar;
b.
masalah yang dibahas;
c.
tujuan pembahasan masalah dalam seminar;
d. proses pembahasan masalah dalam seminar; dan
e.
kesimpulan dari pembahasan masalah dalam seminar.
107
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
Tugas Rumah
1.
Bentuklah sebuah kelompok yang terdiri atas 3–4 orang!
2.
Ikutilah sebuah acara diskusi atau seminar di lingkungan sekitar Anda!
3.
Pada saat mengikuti diskusi atau seminar, catatlah hal-hal berikut!
a.
Siapa yang berbicara dalam diskusi atau seminar tersebut?
b.
Kapan dan di mana diskusi atau seminar diselenggarakan?
c.
Apa masalah yang dibahas dalam diskusi atau seminar tersebut?
d. Mengapa masalah tersebut perlu dibahas?
e.
Tujuan pembahasan masalah tersebut.
f.
Proses pembahasan masalah dalam seminar.
g.
Kesimpulan dari pembahasan masalah tersebut.
4.
Buatlah rangkuman dari diskusi atau seminar tersebut!
Lakukan kegiatan berikut ini!
1.
Bawalah hasil rangkuman diskusi atau seminar tersebut!
2.
Tunjukkan salah satu wakil dari kelompok Anda untuk membacakan
hasil rangkuman tersebut!
3.
Kelompok yang belum mendapatkan giliran bertugas menanggapi
rangkuman yang dibacakan kelompok lain.
Menulis Notula Rapat
Anda akan mencatat perbedaan dan persamaan antara dua notula rapat.
Setelah itu, Anda akan menemukan pola penulisan notula rapat yang
lengkap dan menulis notula rapat.
Notula adalah catatan singkat mengenai jalannya rapat. Unsur-unsur notula
rapat ditulis berdasarkan urutan materi dan tujuan rapat, waktu rapat, tempat
rapat, peserta, acara rapat atau pelaksanaan, jalannya rapat, dan keputusan rapat
atau hasil rapat. Selain itu, notula dapat digunakan dalam seminar atau diskusi.
Sebelum Anda menulis notula, baca dan pahami contoh-contoh notula rapat
berikut ini!
Notula Rapat 1
Notula Rapat Pengamatan Benda-Benda Bersejarah
A. Waktu
1.
Hari, tanggal
: Kamis, 14 Februari 2008
2.
Tempat
: Ruang OSIS SMA Nasional, Yogyakarta
3.
Waktu
: Pukul 10.00–11.30
B.
Pelaksanaan
Acara rapat sebagai berikut.
1.
Pembukaan
2.
Pengarahan oleh guru pembimbing
3.
Membahas program kerja oleh ketua OSIS SMA Nasional
108
Pelajaran VIII Melestarikan Budaya
4.
Pemilihan panitia pengamatan benda-benda bersejarah di Sangiran
dipandu oleh ketua OSIS SMA Nasional
5.
Penutup
C.
Hasil Pertemuan
Penyampaian program oleh ketua OSIS SMA Nasional. Rapat kali ini
membahas tentang pengamatan benda-benda bersejarah di Sangiran.
Berkaitan dengan kegiatan tersebut, perlu dilakukan pembentukan panitia
pengamatan.
Hasil pembentukan panitia kegiatan pengamatan di Sangiran.
1.
Ketua
: Daniel Endra Wijaya
2.
Wakil
: Ridina Dewi
3.
Sekretaris
: Septiana Utari
4.
Bendahara
: Monalisa Nugraheni
5.
Seksi-seksi sebagai berikut.
a.
Seksi dana
: Beni Setia
b.
Seksi akomodasi dan perizinan
: Roy Mokoginta
c.
Seksi konsumsi
: Eva Celia
Yogyakarta, 14 Februari 2008
Sekretaris OSIS SMA Nasional
Ketua OSIS SMA Nasional
Septiana Utari
Daniel Endra Wijaya
Notula Rapat 2
Notula Rapat Pengamatan Benda-Benda Bersejarah
1.
Materi dan Tujuan Rapat
Materi rapat membahas program kerja OSIS SMA Nasional, Yogyakarta.
Tujuan rapat sebagai berikut.
a.
Menampung pendapat tentang program kerja OSIS SMA Nasional.
b.
Membahas rencana pengamatan benda-benda bersejarah.
c.
Pembentukan panitia pengamatan benda-benda bersejarah.
2.
Waktu
Hari, tanggal
: Kamis, 14 Februari 2008
Waktu
: Pukul 10.00–11.30
3.
Tempat
Ruang OSIS SMA Nasional, Yogyakarta
4.
Peserta
Rapat dihadiri oleh guru pembimbing, pengurus OSIS, dan perwakilan siswa
kelas dua.
5.
Pelaksanaan
Acara rapat sebagai berikut.
a.
Pembukaan
b.
Pengarahan oleh guru pembimbing
c.
Membahas program kerja oleh ketua OSIS SMA Nasional
d.
Pemilihan panitia pengamatan benda-benda bersejarah di Sangiran
dipandu oleh ketua OSIS SMA Nasional
e.
Penutup
Rapat dimulai pada pukul 10.00. Rapat berjalan dengan tertib. Semua peserta
mengikuti rapat sampai selesai. Rapat diawali dengan pembukaan oleh Ketua
OSIS SMA Nasional. Dilanjutkan dengan pengarahan mengenai prosedur
109
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
pengamatan oleh Bapak Joko, selaku guru pembimbing. Selanjutnya, rapat
membahas program kerja SMA Nasional Yogyakarta. Rapat juga memilih
panitia pengamatan yang akan diadakan di Sangiran. Rapat ditutup oleh
saudara Daniel selaku Ketua OSIS SMA Nasional. Rapat berakhir pada
pukul 11.30.
6.
Keputusan Rapat
Program disampaikan oleh Ketua OSIS SMA Nasional. Rapat membahas
pengamatan benda-benda bersejarah di Sangiran. Oleh karena itu, perlu
dilakukan pembentukan panitia pengamatan.
Hasil pembentukan panitia kegiatan pengamatan benda-benda bersejarah.
a.
Ketua
: Daniel Endra Wijaya
b.
Wakil
: Ridina Dewi
c.
Sekretaris
: Septiana Utari
d.
Bendahara
: Monalisa Nugraheni
e.
Seksi-seksi sebagai berikut.
1)
Seksi dana
: Beni Setia
2)
Seksi akomodasi dan perizinan
: Roy Mokoginta
3)
Seksi konsumsi
: Eva Celia
Yogyakarta, 14 Februari 2008
Sekretaris OSIS SMA Nasional
Ketua OSIS SMA Nasional
Septiana Utari
Daniel Endra Wijaya
A.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!
1.
Apa judul notula tersebut?
2.
Apa yang tertulis dalam notula tersebut?
3.
Hal apa yang disampaikan dalam notula?
4.
Siapa yang bertanda tangan dalam notula?
5.
Apakah jabatan mereka?
B.
Lakukan kegiatan berikut dengan teman sebangku!
1.
Bandingkan notula 1 dan notula 2!
2.
Catatlah perbedaan dan persamaan dari kedua notula tersebut!
3.
Temukan pola penulisan notula rapat yang lengkap dari kedua notula
itu. Selanjutnya, bandingkan pola penulisan notula rapat yang telah
Anda temukan!
Lakukan kegiatan berikut!
1.
Bentuklah kelompok. Kemudian, adakan rapat yang membicarakan
sesuatu dengan kelompok Anda di depan kelas. Sebelumnya tentukan
permasalahan yang akan Anda rapatkan!
2.
Kelompok lain yang tidak mendapat giliran maju ke depan kelas
membuat notula rapat sesuai penjelasan yang telah Anda terima.
3.
Sampaikan notula rapat yang dibuat kelompok Anda!
4.
Berikan tanggapan mengenai kelengkapan notula rapat yang dibuat
kelompok lain!
5.
Perbaikilah notula rapat yang Anda tulis!
110
Pelajaran VIII Melestarikan Budaya
Mengomentari Presentasi Hasil Penelitian
Anda akan mengemukakan tanggapan. Setelah itu, Anda akan
mengomentari tanggapan terhadap presentasi makalah.
Pada pelajaran lalu Anda telah menyimak informasi dalam seminar.
Selanjutnya, Anda akan memberikan tanggapan terhadap gagasan dalam hasil
penelitian yang berupa makalah. Sebelum mengemukakan tanggapan cermati
penjelasan berikut.
Tata Cara Memberikan Tanggapan
Kegiatan memberikan tanggapan berarti memberikan komentar atas
suatu gagasan, pendapat, dan pesan yang disampaikan orang lain
mengenai suatu hal. Tanggapan yang diberikan hendaknya mudah
dipahami dan tidak menyinggung perasaan orang lain. Selain itu,
tanggapan yang disampaikan harus disertai dengan alasan yang logis dan
meyakinkan. Tanggapan yang Anda berikan dapat berupa dukungan atau
kritikan terhadap gagasan yang disampaikan.
Pada waktu memberikan tanggapan, Anda perlu memperhatikan tata cara
sebagai berikut.
1.
Tanggapan dikemukakan dalam uraian yang tersusun dengan baik.
2.
Tanggapan harus terarah pada masalah yang diinginkan, jelas,
menarik, dan meyakinkan.
3.
Tanggapan harus menggunakan kalimat dan pilihan kata yang tepat
dan mudah dipahami.
4.
Tanggapan harus dilengkapi dengan fakta atau bukti-bukti yang
sesuai.
5.
Tanggapan disertai alasan atau argumen yang objektif untuk
memperkuat tanggapan.
6.
Penyampaian tanggapan dengan sikap sopan dan tidak emosional.
7.
Tanggapan yang berupa dukungan hendaknya mengungkapkan aspek
yang didukung atau disetujui.
8.
Tanggapan yang berupa kritik hendaknya diungkapkan aspek yang
dikritik.
Tugas Rumah
1.
Lakukan penelitian bersama kelompok Anda mengenai peninggalan
bersejarah di kota Anda! Anda dapat meneliti peninggalan benda-benda
bersejarah atau sejarah berdirinya kota Anda.
2.
Buatlah makalah dari hasil penelitian Anda!
111
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
Lakukan kegiatan berikut!
Presentasikan hasil penelitian Anda di depan kelompok lain! Sementara itu,
kelompok lain yang tidak membawakan makalah melakukan kegiatan berikut.
1.
Dengarkan presentasi hasil penelitian kelompok lain!
2.
Kemukakan tanggapan yang mendukung hasil penelitian tersebut!
3.
Sampaikan kritikan terhadap hasil penelitian tersebut! Jika kelompok
Anda menolak terhadap gagasan yang telah dikemukakan, berilah
alasan yang mendukung penolakan kelompok Anda!
4.
Selanjutnya, berikan komentar terhadap tanggapan orang lain
terhadap presentasi hasil penelitian tersebut!
Membaca Buku Biografi
Anda akan membaca buku biografi tokoh sastra. Setelah itu, Anda akan
mengungkapkan hal-hal menarik dan menemukan hal-hal yang dapat
diteladani dari tokoh. Anda juga akan menggunakan frasa nominal dengan
pewatas kata
seorang
dan
suatu
.
Buku biografi sastra memuat riwayat hidup tokoh sastra. Tokoh tersebut
mempunyai prestasi (penghargaan berkat karya) dan reputasi (penghargaan
berkat nama baik). Tokoh-tokoh tersebut dapat diteladani. Bagaimana dengan
tokoh sastra Indonesia? Siapakah tokoh sastra Indonesia yang Anda kenal? Pada
pelajaran ini Anda akan mengenal salah satu tokoh sastra dengan membaca
biografi berikut.
A.
Bacalah dalam hati penggalan biografi berikut ini. Catatlah hal-hal yang Anda
anggap menarik!
Repro:
Kompas
, 17 Juni 2007
Nh. Dini
1.
Latar Belakang Keluarga
Nh. Dini nama lengkapnya Nurhayati Sri Hardini lahir pada tanggal
29 Februari 1936 di Semarang, Jawa Tengah. Dia putri bungsu dari pasangan
Salyowijiyo, seorang pegawai perusahaan kereta api, dan Kusaminah. Nh.
Dini berkakak empat orang, yaitu (1) Heratih, (2) Mohamad Nugroho, (3) Siti
Maryam, dan (4) Teguh Asmar. Dari keempat saudaranya itu yang paling
akrab dengan Dini adalah Teguh Asmar karena keduanya sama-sama
seniman. Nh. Dini juga dekat dengan ayahnya yang telah membimbingnya
dalam mencintai seni. Sebelum meninggal, ayahnya berpesan agar Dini
belajar menari dan memukul gamelan yang tujuannya untuk mendidiknya
supaya memahami kelembutan dalam kehidupan. Itulah sebabnya, mengapa
tokoh utama wanita dalam novelnya
Pada Sebuah Kapal
sangat menonjol
sifat kelembutannya. Nh. Dini juga berdarah Bugis, selain Jawa.
2.
Latar Belakang Pendidikan
Dini tidak sempat mengenyam pendidikan di perguruan tinggi karena
ketika usianya tiga belas tahun, ayahnya meninggal dunia. Akan tetapi, dia
sangat haus akan ilmu. Oleh karena itu, setiap ada kesempatan, dia
menyempatkan diri mengikuti pendidikan, seperti mengikuti pendidikan
112
Pelajaran VIII Melestarikan Budaya
menjadi pegawai GIA. Di samping itu, dengan kelincahannya dia juga
mengikuti Kursus BI Sejarah dan bahasa asing pada tahun 1957.
3.
Latar Belakang Pekerjaan
Nh. Dini pernah bekerja sebagai penyiar RRI Semarang. Setelah
lulus pendidikan di GIA, dia bekerja sebagai pramugari di Jakarta
(1957–1960). Akan tetapi, setelah bersuami, 1960, Dini berhenti dari
pekerjaanya karena mengikuti suami.
4.
Latar Belakang Kesastraan
Sebagai sastrawan, Nh. Dini menulis berbagai genre sastra, yaitu
puisi, drama, cerita pendek, dan novel. Akan tetapi, dia sangat
terkenal sebagai novelis. Bakat kepengarangannya terbina sejak
kecil, terutama karena dorongan ayahnya yang selalu menyediakan
bacaan bagi putri bungsunya ini. Dia baru menyadari bahwa bakat
menulisnya muncul ketika gurunya di sekolah mengatakan bahwa
tulisannya merupakan yang terbaik di antara tulisan kawan-kawannya
dan tulisannya itu dijadikan sebagai contoh tulisan yang baik. Dia
memupuk bakatnya dengan selalu mengisi majalah dinding di
sekolahnya. Dia juga menulis esai dan puisi secara teratur dalam
buku hariannya. Pada tahun 1952 puisi Nh. Dini dimuat di dalam
majalah
Budaja
dan
Gadjah Mada
di Yogyakarta dan juga dibacakan
pada acara ”Kuntjup Mekar” di Radio Jakarta. Cerpennya dimuat di
dalam majalah
Kisah
dan
Mimbar Indonesia
, seperti ”Kelahiran”
(1956), ”Persinggahan” (1957), dan ”Hati yang Damai” (1960). Di
dalam lembar kebudayaan majalah
Siasat
dimuat cerita pendek yang
berjudul ”Penungguan” (1955), ”Pagi Hudjan” (1957), ”Pengenalan”
(1959), ”Sebuah Teluk” (1959), ”Hati yang Damai” (1960), dan
”Seorang Paman” (1960).
Bakat kesenimanannya tidak terbatas pada karya sastra.
Bersama kakaknya, Teguh Asmar, Nh. Dini mendirikan suatu
perkumpulan seni ”Kuntjup Seri” yang kegiatannya berlatih karawitan
atau gamelan, bermain sandiwara, dan menyanyi, baik lagu-lagu
Jawa maupun lagu Indonesia. Di samping aktif dalam kegiatan itu,
Nh. Dini juga masih sempat bekerja sebagai anggota redaksi ruangan
”Kebudayaan” dalam majalah pelajar kota Semarang, Gelora Muda.
Kariernya sebagai sastrawan diawali dengan menulis puisi dalam
buku harian. Selanjutnya, dia aktif menulis drama yang disajikan di RRI
Semarang, Nh. Dini mendapat hadiah pertama. Di samping drama, cerita
pendek juga merupakan kegiatan lain yang digarapnya. Cerita-cerita
pendek itu kemudian dimuat dalam berbagai media massa. Ada juga
cerita pendeknya yang sudah diterbitkan dalam kumpulan cerita pendek.
Tentang kesastraannya, A. Teeuw berpendapat dalam bukunya
Sastra Indonesia Modern II
, 1989 bahwa Nh. Dini adalah pengarang
sastra prosa Indonesia modern terkemuka. Menurut Teeuw, novel-
novelnya sangat mengesankan, baik jumlah maupun mutunya. Karya-
karyanya dipuji sebagai karya yang menunjukkan jejak-jejak
kecenderungan dan pengalaman internasional sang pengarang,
bukan sebagai novelis pertama-tama. Walaupun demikian, dia hampir
tidak terpengaruh oleh penulisan novel Barat modern, tetapi
berpegang pada pribadinya.
Berikut ini sejumlah karya Nh. Dini, baik yang berbentuk puisi,
kumpulan cerita pendek, maupun novel.
1.
Puisi
1)
Bagi Seorang jang Menerima
(Gadjah Mada, 1954)
2)
Penggalan
(Gadjah Mada, 1954)
3)
Kematian
(Indonesia, 1958)
113
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
2.
Kumpulan cerita pendek
1)
Dua Dunia
(NV Nusantara, 1956) berisi 7 cerita pendek yang
salah satunya berjudul ”Dua Dunia”.
2)
Tuileries
(Penerbit
Sinar Harapan
, 1982) berisi 12 judul cerita
pendek yang salah satunya berjudul ”Tuileries”.
3)
Segi dan Garis
(Pustaka Jaya, 1983) beris 12 cerita pendek dan
judulnya tidak diambil dari salah satu cerita yang ada di dalamnya.
3.
Novel
1)
Hati jang Damai
(NV Nusantara, 1961)
2)
Pada Sebuah Kapal
(Pustaka Jaya, 1972)
3) La Barka (Pustaka Jaya, 1975)
4)
Sebuah Lorong di Kotaku
(1976)
5)
Namaku Hiroko
(Pustaka Jaya, 1977)
6)
Padang Ilalang di Belakang Rumah
(Pustaka Jaya, 1978)
7)
Langit dan Bumi Sahabat Kami
(Pustaka Jaya, 1979)
8)
Sekayu
(Pustaka Jaya, 1981)
9)
Kuncup Berseri
(Gramedia Pustaka Utama, 1982)
10)
Orang-Orang Trans
(1985)
11)
Pertemuan Dua Hati
(Gramedia, 1986). Novel ini telah diangkat
ke layar perak oleh Wim Umboh.
12)
Keberangkatan
(Gramedia, 1987)
13)
Jalan Bendungan
(Jambatan, 1989)
14)
Tirai menurun
(Gramedia, 1993)
15)
Tanah Baru
,
Tanah Air Kedua
(Grasindo, 1997)
16)
Kemayoran
:
Cerita Kenangan
(Gramedia, 2000)
17)
Jepun Negerinya Hiroko
(Gramedia, Pustaka Utama, 2000)
4.
Biografi
Pangeran dari Negeri Seberang
(Gaya Favorit Press, 1981)
Sumber:
Ensiklopedia Sastra Indonesia
Modern
, 2003, Dendy Sugono,
Bandung, PT Rem
aja Rosdakarya
Biografi
Biografi adalah riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh orang lain.
Biografi tokoh-tokoh ternama, seperti ilmuwan, politikus, seniman, dan
orang-orang yang mempunyai nama atau pengaruh besar dituliskan dalam
sebuah buku. Dalam buku tersebut dijelaskan secara lengkap kehidupan
seorang tokoh sejak kecil sampai tua, bahkan sampai meninggal dunia.
Semua jasa, karya, dan segala hal yang dihasilkan atau dilakukan oleh
seorang tokoh dijelaskan juga.
Selain biografi, ada autobiografi. Autobiografi adalah riwayat hidup
pribadi seorang tokoh yang ditulis sendiri oleh tokoh yang bersangkutan.
Dengan membaca buku biografi atau autobiografi tokoh tertentu, Anda
akan menemukan sikap atau perbuatan tokoh yang dapat Anda jadikan
sebagai contoh atau teladan hidup.
B.
Refleksikan tokoh Nh. Dini dengan diri pribadi Anda!
C.
Temukan tokoh lain yang mirip dengan tokoh Nh. Dini dan berilah alasan!
D.
Temukan sikap, perilaku tokoh Nh. Dini yang patut diteladani berdasarkan biografi
tersebut!
114
Pelajaran VIII Melestarikan Budaya
Rangkuman
Frasa Nominal dengan Pewatas Kata
seorang
dan
suatu
Perhatikan frasa-frasa bercetak tebal pada kalimat-kalimat berikut!
1.
Dia putri bungsu dari pasangan Salyowijiyo,
seorang pegawai
perusahaan kereta api dan Kusaminah.
2.
Bersama kakaknya, Teguh Asmar, Nh. Dini mendirikan
suatu
perkumpulan
seni
”Kuntjup Seri”
yang kegiatannya berlatih karawitan
atau gamelan, bermain sandiwara, dan menyanyi, baik lagu-lagu Jawa
maupun lagu Indonesia.
Kedua kalimat di atas menggunakan perluasan nomina. Kata
pegawai
dan
perkumpulan seni ”Kuntjup Seri”
termasuk nomina. Nomina atau
kata benda adalah kata yang mengacu pada manusia, binatang, benda,
dan konsep atau pengertian. Nomina pada frasa-frasa tersebut berfungsi
sebagai inti atau poros frasa. Sebagai inti frasa, nomina menduduki bagian
utama. Sebaliknya kata
seorang
dan
suatu
merupakan pewatas frasa
nomina. Pewatas ini umumnya berupa numeralia atau kata tugas. Kata
seorang
mengacu pada orang, sedangkan kata
sesuatu
dan
sebuah
mengacu kata benda. Kata
seorang
,
sebuah
, dan
suatu
diletakkan di depan
inti frasa.
E.
Perluaslah nomina berikut menjadi frasa! Kemudian, buatlah kalimat dengan kelima
frasa itu!
a.
gagasan
d. gadis
b. ayah
e.
hal
c.
hari
Warisan budaya nenek moyang harus kita jaga dan lestarikan. Cara
melestarikan warisan budaya tersebut dapat dilakukan dengan berbagai
kegiatan. Misalnya, dengan mengadakan diskusi atau seminar untuk membahas
cara pelestarian tersebut. Pernahkah Anda mengikuti sebuah diskusi atau
seminar? Pada saat mengikuti diskusi atau seminar, Anda harus mampu
menemukan informasi yang penting dari diskusi atau seminar tersebut.
Informasi tersebut dapat Anda peroleh dengan mencatat pokok-pokok
pembicaraan dalam diskusi atau seminar. Anda harus mengikuti diskusi atau
seminar secara utuh untuk memperoleh informasi yang lengkap. Pokok-pokok
pembicaraan dalam diskusi atau seminar terdiri atas siapa yang berbicara dan
apa isi pembicaraan. Isi pembicaraan meliputi; latar belakang pembahasan
masalah, masalah yang dibahas, tujuan pembahasan masalah, proses
pembahasan masalah, dan kesimpulan dari seminar tersebut.
Mencintai dan melestarikan budaya dapat juga Anda lakukan dengan
mengadakan penelitian. Penelitian terhadap peninggalan sejarah dapat
membangkitkan semangat untuk melestarikan warisan leluhur. Hasil penelitian
tersebut dapat dipresentasikan kepada orang lain. Pernahkah Anda
mendengarkan presentasi hasil penelitian? Presentasi sebuah hasil penelitian
dapat Anda beri komentar atau tanggapan. Pada waktu berkomentar atau
memberikan tanggapan, Anda harus memperhatikan hal-hal antara lain:
115
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI IPA dan IPS
tanggapan dikemukakan dalam uraian yang jelas, terarah pada masalah yang
dibahas, menggunakan kalimat yang tepat, dilengkapi fakta, disertai alasan yang
objektif, dan tanggapan yang Anda sampaikan jangan menyinggung perasaan
orang lain.
Pengetahuan mengenai peninggalan sejarah dapat Anda peroleh dengan
membaca buku pengetahuan. Sementara itu, pengetahuan mengenai tokoh
sejarah dapat Anda peroleh dengan membaca buku biografi sejarah. Begitu juga
dengan tokoh sastra, Anda dapat membaca biografi tokoh sastra. Ketika Anda
membaca buku biografi seorang tokoh, Anda dapat menemukan hal-hal menarik
tentang tokoh tersebut. Selain itu, Anda dapat merefleksikan tokoh tersebut
dengan diri Anda. Anda juga dapat menemukan tokoh lain yang mirip dengan
tokoh yang Anda baca. Dengan membaca buku biografi seorang tokoh, Anda
akan menemukan sikap dan perilaku tokoh yang dapat diteladani.
Diskusi atau seminar penyampaian hasil penelitian diperlukan seorang
notulis. Notulis yaitu orang yang bertugas menulis jalannya diskusi atau seminar.
Pernahkah Anda menjadi seorang notulis? Notulis harus mengetahui unsur-
unsur dalam sebuah notula (hasil tulisan notulis). Unsur-unsur tersebut meliputi:
urutan materi dan tujuan rapat, waktu dan tempat rapat, peserta, acara rapat,
jalannya rapat, dan keputusan atau rapat atau hasil rapat.
Refleksi
Pada pelajaran ini Anda telah belajar beberapa kompetensi. Berikut ada
beberapa pertanyaan untuk mengukur kemampuan Anda. Jika Anda sudah
mampu, berarti kompetensi telah tercapai. Namun, jika belum mampu, Anda
harus berlatih terus sampai Anda benar-benar mampu.
1.
Sudah mampukah Anda mencatat pokok-pokok pembicaraan, merangkum
isi pembicaran, dan menanggapi rangkuman dalam seminar?
2.
Sudah mampukah Anda menulis notula rapat?
3.
Sudah mampukah Anda mengomentari presentasi hasil penelitian?
4.
Sudah mampukah Anda mengungkapkan hal-hal menarik dan menemukan
hal-hal yang dapat diteladani tokoh?
Evaluasi Pelajaran VIII
Kerjakan soal-soal berikut!
1.
Lengkapilah kalimat-kalimat berikut dengan kata tugas
seorang
dan
suatu
!
a.
Awal pekan ini . . . polisi menangkap delapan kapal pukat harimau.
b.
. . . saat Nola akan bercerita tentang keadaan yang sebenarnya.
c.
. . . hari nanti ayah akan membelikan sepeda balap untuk Doni.
d. Tampak . . . perempuan tua berjalan tertatih-tatih di depan toko ibu.
e.
Di tengah jalan . . . gadis kecil menegurku.
116
Pelajaran VIII Melestarikan Budaya
2.
Bacalah biografi tokoh sastra berikut. Kemudian, ungkapkan hal-hal yang
menarik tentang tokoh tersebut dan temukan hal-hal yang bisa diteladani
dari tokoh itu!
Arswendo Atmowiloto termasuk pengarang serba
bisa dan sebagian besar karyanya berupa novel. Isi
ceritanya bernada humoris, fantastis, spekulatif, dan
suka bersensasi, seperti novel
Surkumur
,
Mudukur
,
dan
Plekenyun
(1995) yang ditulis ketika dia berada
dalam tahanan.
Arswendo Atmowiloto lahir pada
tanggal 26 November
1948 di Solo, Jawa Tengah.
Setelah lulus Sekolah Menengah Atas, dia masuk
ke Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra, IKIP
Solo, tetapi tidak tamat. Arswendo semula bercita-
cita menjadi dokter atau menjadi pemimpin di salah
satu instansi pemerintah. Akan tetapi, cita-cita itu
tidak tercapai. Meskipun begitu, dia tidak berputus
asa. Setelah keluar dari Fakultas Pendidikan Bahasa
dan Sastra, dia bekerja di pabrik bihun, kemudian di
pabrik susu. Dia pernah juga bekerja sebagai penjaga
sepeda dan sebagai pemungut bola di lapangan tenis
karyawan Pabrik Gula.
Arswendo Atmowiloto menganut agama Kat
olik
dan menikah dengan wanita yang seiman dengannya
bernama Agnes Sri Hartini pada tahun 1971. Dari
perkawinannya itu, mereka memperoleh tiga orang
putra, yaitu Albertus Wibisono, Pramudha Wardhana,
dan Cicilia Tiara.
Pada tahun 1971, dia merintis kariernya sebagai
sastrawan. Cerpen pertamanya muncul berjudul
”Sleko”, nama jalan di Stasiun Tawang, Semarang.
Cerpen itu dimuat dalam majalah
Mingguan Bahari
.
Di samping sebagai penulis kreatif, dia juga aktif
sebagai pemimpin di Bengkel Sastra Pusat Kesenian
Jawa Tengah, Solo, pada tahun 1972. Setelah itu,
dia bekerja sebagai konsultan penerbitan
Subentra
Citra Media
(1974–1990), sebagai pemimpin redaksi
dalam majalah remaja
Hai
, sebagai pemimpin
redaksi/penanggung jawab majalah
Monitor
(1986),
dan pengarah redaksi majalah
Senang
(1998).
Akhirnya, di berhasil juga menjadi penulis cerpen,
puisi, cerita anak, sandiwara, dan artikel tentang
kebudayaan. Karyanya dimuat dalam berbagai media
massa, antara lain
Kompas
,
Sinar Harapan
,
Aktual
,
dan
Horison
. Karangannya antara lain diterbitkan oleh
penerbit Gramedia Pustaka Utama Grafiti, Ikapi, dan
PT Temprint.
Arswendo Atmowiloto telah menerima beberapa
penghargaan, baik dari dalam negeri maupun dari luar
negeri. Penghargaan itu antara lain berupa ”Hadiah
Zakse” (1972) untuk karya eseinya yang berjudul
”Buyung Hok dalam Kreativitas Kompromi.” Demikian
pula tulisan dramanya berjudul ”Penantang Tuhan” dan
”Bayiku yang Pertama,” memperoleh Hadiah Harapan
dan Hadiah Perangsang Minat Menulis dalam
Sayembara Penulisan Naskah Sandiwara DKJ tahun
1972 dan tahun 1973. Pada tahun 1975 dia
memperoleh hadiah harapan I. Hasil karya yang telah
ditulisnya antara lain berupa naskah sandiwara anak-
anak DKJ 1976 dan beberapa judul cerita anak. Judul
buku tersebut antara lain
Ito
(1973) dan
Lawan Jadi
Kawan
(1973). Selain itu, dia juga telah menulis
beberapa novel, antara lain
Bayang-Bayang Baur
(1976),
Semesta Merapi Merbabu
(1977),
2 x Cinta
(1976),
Saat-Saat
(1981),
Airlangga
(1985),
Senopati
Pamungkas
(1986),
Canting
(1986), dan
Pengkhianatan G30/S/PKI
(1986). Novel
Canting
diangkat menjadi sebuah sajian sinetron Televisi
Pendidikan Indonesia (TPI) pada tahun 2000.
Dia juga menulis beberapa cerpen, lalu
dikumpulkan dalam satu buku, antara lain berjudul
Surat dengan Sampul Putih
(1979),
Telaah tentang
Televisi
(kumpulan cerpen 1986) dan
Pelajaran
Pertama Calon Ayah
(kumpulan cerpen, 1981). Ketika
berada di dalam tahanan, dia pun menulis novel
bernada absurditas, humoris (anekdot), dan santai.
Jenisnya antara lain tentang kehidupan orang-orang
tahanan beserta masyarakat umum di kota yang
mengalami keputusasaan menghadapi situasi yang
sulit. Novel-novel itu berjudul (1)
Abal-Abal
(1994),
(2)
AUK
(1994), (3)
Surkumur
,
Mudukur
, dan
Plekenyun
(1995). Sebagai penulis dan pengamat
karya sastra, baik sastra Indonesia maupun sastra
Jawa, dia pernah mendapat kecaman dan dianggap
sebagai pengkhianat karena pendapatnya yang
dianggap keliru oleh para pengamat sastra lainnya.
Arswendo Atmowiloto berpendapat bahwa ”sastra
Jawa telah mati”. Tuduhan yang dianggap k
eliru itu
disangkal olehnya karena dia bermaksud bahwa
”perkembangan sastra Jawa saat itu dan masa yang
akan datang memerlukan wadah tersendiri yang dia
pun belum tahu seperti apa wadah itu. Arswendo
melihat selama ini sastra Jawa berkembang melalui
pengantar bahasa Indonesia.
Sumber:
Ensiklopedia Sastra Indonesia Modern
, 2003,
Dendy Sugono, Bandung, PT Remaja
Rosdakarya
3.
Tentukan inti sari kutipan biografi di atas!
4.
Anggaplah Anda telah mengadakan rapat tentang pertunjukan seni dan
budaya di sekolah Anda. Buatlah notula rapat berdasarkan hasil rapat yang
telah Anda lakukan!